Pada tanggal 18 Juli 2025, suasana hangat penuh semangat kolaborasi terasa di Performing Arts Theatre, U-Plaza, Management and Science University (MSU), Malaysia. Hari itu menjadi saksi terselenggaranya International Symposium on Medical Laboratory Innovation and Education (IASMLT) 2025, sebuah ajang ilmiah yang mempertemukan para tenaga laboratorium, akademisi, mahasiswa, dan peneliti dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Sebanyak 50 delegasi Indonesia hadir sebagai bagian penting dalam kegiatan ini. Tidak hanya membawa semangat belajar, mereka juga membawa inovasi dan prestasi. Rombongan tersebut dipimpin oleh Wakil Ketua AIPTLMI, Bidang III Dr. Syamsuriansyah Sadakah, MM., M.Kes berserta tim, yaitu Dr. Gilang Nugraha, S,.Si., M.Si, Dr. Ummy Mardiana Ramdan, M.Si, Reny Pratiwi, S.Si.,. M.Si., Ph.D dan Dra. Eka Sulistianingsih, M.Kes.
Simposium ini mengangkat tema “Exploring the Universe of Laboratory Science”, dengan ragam kegiatan seperti mini symposium, microphoto challenge, cultural performance competition, dan lomba poster Instagram.Sesi simposium berlangsung dari pagi hingga siang, menghadirkan enam pemateri inspiratif. Di antara mereka, Fitri Nuroni dari Universitas Muhammadiyah Semarang menjelaskan potensi lendir siput dalam penyembuhan luka dalam,Dr. Moh Fairuz Abadi dari STIKES Wira Medika Bali membawakan presentasi bertajuk Hybrid Teaching Strategies for Microbiology Competency: A Case-Based Study in Wira Medika Bali, Ia menyampaikan pentingnya metode pengajaran hybrid dalam penguatan kompetensi mikrobiologi bagi mahasiswa kesehatan. Tak kalah menarik, Supri Hartini dari Poltekkes Kaltim mengangkat pendekatan edukasi masyarakat dalam penggunaan bawang hitam untuk terapi tuberkulosis. Sesi lain juga menghadirkan pemikiran lintas disiplin dari Dr. Erick Khristian (Unjani) tentang pengujian laboratorium bagi pasien talasemia dengan terapi kayu secang. Dari pihak tuan rumah, Dr. Yu Ke Xin dan Dr. Kue Chin Siang membawakan topik tentang diagnostik dengue dan pendekatan fotothermal dalam terapi kanker. Kegiatan Simposium ditutup oleh Presiden MSU, Profesor Tan Sri Dr Mohd Shukri Ab Yajid. Pada Kesempatan tersebut juga dilaksanakan ceremoni penandatanganan MoU antar Management And Science Uniniversity (MSU) dengan beberapa perguruan tinggi anggota AIPTLMI
Tidak hanya simposium, suasana penuh energi juga terasa dalam pertunjukan budaya yang menggambarkan kekayaan warisan tiap negara. Mahasiswa dan dosen saling bersilaturahmi, bertukar ide, dan memperluas jejaring di sesi alumni talk dan diskusi antar dosen tentang kurikulum dan riset. Namun kegiatan delegasi Indonesia tak berhenti di MSU saja. Rangkaian partisipasi ini juga dirangkai dengan kunjungan ke Medlab Asia & Asia Health 2025 yang digelar di MITEC, Kuala Lumpur. Ajang bergengsi ini merupakan pameran dan konferensi internasional terbesar di Asia Tenggara di bidang teknologi laboratorium medis. Di sana, para delegasi bertemu dengan pelaku industri alat kesehatan, inovator laboratorium digital, serta perwakilan akademik dari berbagai belahan dunia. Peluang kerja sama dan kolaborasi masa depan pun mulai dirintis. Sebagai penutup perjalanan, para peserta diajak menyusuri keindahan dan keberagaman budaya Malaysia. yaitu mengunjungi megahnya Menara Kembar Petronas, Batu Cave, ketenangan administratif Putrajaya, hingga sejuknya Genting Highlands, suasana akrab dan kekeluargaan menyelimuti seluruh rombongan. Di malam hari, mereka menikmati kuliner khas Malaysia di Jalan Alor, dan berbelanja oleh-oleh di Plaza Sungai Wang yang ramai dan meriah. Pada Kesempatan yang lain Ketua AIPTLMI Prof. Budi Santosa, M.Si.Med mengucapkan selamat kepada panitia yang telah sukses memfasilitasi kegiatan tersebut. IASMLT 2025 bukan sekadar simposium, melainkan sebuah perjalanan ilmiah, budaya, dan spiritual yang menyatukan semangat kolaborasi regional. Delegasi Indonesia pulang membawa lebih dari sekadar sertifikat — mereka membawa semangat baru, koneksi lintas batas, dan cita-cita untuk terus mengembangkan dunia laboratorium medis yang inovatif dan humanis.